Tingkatkan traffic web and

Boost your website traffic!

Rabu, 25 November 2009

Indonesia hari ini dan akan datang

KOTA KOTA BESAR KEBANJIRAN
LALU SIAPA YANG HARUS DISALAHKAN, SIAPA PULA YANG HARUS MENYELESAIKAN ?



Dalam sebuah diskusi kecil, kami berbincang soal tanah longsor, banjir, illegal loging, sedimen yang semakin tebal didasar sungai sampai berapa ton sampah yang ada dipintu pintu air.

Mulailah ilmu saling tuding dan saling salahkan menyerebak di tengah diskusi kecil, pembicaraan hangat menjadi sangat panas! Aku cuma ketawa melihat kawan-kawan begitu bersemangat ngobrolin hal hal diatas. Aroma kopi panas dan sepiring singkong goreng menghentikan diskusi yang memanas tadi, semua mata tertuju pada sepiring singkong panas yang seakan akan melambai lambai mengundang lidah tuk bergoyang dan perut yang sudah lama berdendang " Nah ini singkong organik kita yang pertama ...! pasti mantap rasanya ya bang!"
Diskusi terhenti sejenak, diganggu kesibukan kami berebut singkong goreng plus kopi panas... uuh inilah kelezatan tiada tara dari letih menanti selama 10 bulan.... singkong organic yang konon lebih sehat dibanding singkong yang dijual pasar.
Panas matahari yang mulai menyengat membuat kami memutuskan untuk berhenti meladang, sepotong singkong goreng yang masih tersisa dipiring aku tuntaskan, nyam nyam yammy.

Masih terngiang celoteh kawan kawan di bale tempat biasa kami berkumpul, tempat kami berdiskusi tentang nasib petani kecil, anak anak terlantar dan kaum gurem lainnya. Padahal kami juga ga' kalah guremnya dibanding mereka. Makan seadanya, pakaian dari pemberian kawan kawan penggede yang sudah pada jadi pejabat. Ironis? .... ya begitulah.
Ada satu pemahaman tidak wajar, begitu menurut kawan kawan yang sudah jadi pejabat, membangun ekonomi bangsa ini harus dimulai dari industri, dari sektor yang menyerap banyak tenaga kerja, modal dan tentu saja hasilnya bisa langsung dirasakan segera, sedangkan kami berpandangan bahwa sektor pertanian dengan berbagai macamnyalah yang akan membangunkan kembali kekuatan ekonomi warga bangsa ini. Kami tidak memusuhi sektor industri, tapi kami melihat sektor industri hanya akan memperkaya segelintir orang dengan fasilitas berlimpah dari negara, sementara ketika mereka kesulitan memenuhi syahwat hidup mewahnya dengan mudah berteriak " Kami sedang pailit, perusahaan bila tidak bisa diselamatkan harus kita tutup, dan dengan sangat terpaksa karyawan harus terkena pemutusan hubungan kerja alias PHK. PHK? Itulah hantu yang menghantui berjuta karyawan pabrik yang harus patuh dan pada kenyataannya mereka sangat patuh, karena dililit kebutuhan hidup sehari hari. Pendapat mereka hanya cukup untuk bertahan hidup atau istilah kami, hanya cukup untuk memenuhi kloset. Di saat ini, pemerintah ketakutan juga dengan hantu berjenis kelamin chaos, dan akhirnya kongkalingkong PP, UU atau apa saja yang dapat meluluskan tuntutan para pengusaha dengan alasan kesejahteraan rakyat, akhirnya bergulir dari satu instansi menuju instansi lainnya dan tentu saja bisa kita tebak hasilnya, bantuanpun dikucurkan demi rakyat yang sudah pada buncit! Apa yang didapatkan jutaan buruh? Status mereka diubah menjadi karyawan outsourcing agar perusahaan tak dibebani lagi oleh aneka tuntan karyawan. Gaji mereka yang sudah kecil, dipotong pula fee perusahaan outsourcing. Sudah kering... diperas pula, apa yang keluar bro! He he he....
Lantas apa alasan kaum gurem sok elit yang ngebahas nasib rakyat di baleroom ( ruangan bale kayu), ini celoteh kawan-kawan " Kita bukannya sok lebih faham dari mereka yang tiap tahun naik gaji dan tunjangan, ini soal pemahaman yang senjang karena mereka hanya tahu secara teoritis, kalaupun mereka turun ke jalan, ga' beda seperti perawan habis dandan yang takut nginjak jalan yang becek. Jadi percuma mereka bikin teori diawang awang, kenyataannya dilapangan ga mereka fahami" Yah seperti itulah kurang lebih yang mereka sampaikan padaku, sebuah pemahaman radikal yang sederhana, tapi begitulah adanya. Tapi sobat sekalian engga usah negabayangin kami ini seperti teroris yang pada bikin bom. Kami ini teroris yang tiap hari neror lahan gundul dan tumpukan sampah, ya...ah kami sekeluarga plus kawan kawan baleroom agen. Dengan sekuat tenaga dan tentu saja segenap kemampuan.
Kami senantiasa membayangkan, suatu hari nanti kami bisa mewujudkan mimpi mimpi negeri yang makmur karena lahan pertaniannya subur, air jernih mengalir dimana mana, hutan rindang dan penuh dengan satwa liar yang menghuninya, dan tumpukan sampah yang berubah menjadi sumber daya ekonomi, ekologi dan sumber daya energi.